Jumat, 28 November 2014

SPECIES UMUM TIKUS DI INDONESIA


Rattus norvegicus

        Belum ada yang menguraikan secara lengkap tentang tikus ini. Ada dua nama yang paling sering diberikan pada tikus ini yaitu tikus Norway dan tikus Brown (cokelat). Warna bulu bukanlah merupakan indikasi species, umumnya tikus ini juga dijumpai berwarna abu-abu. Demikian juga tikus ini bukan berarti hanya ada di negara Norway, meskipun nama Norway diberikan pada tahun 1769 terhadap specimennya yang berasal dari negara itu. Tikus Common (umum) juga merupakan nama lain yang sering digunakan pada tikus ini, akan tetapi bukan berarti seluruh negara di dunia memiliki species tikus ini. Termasuk nama lainnya adalah tikus Wharf (dermaga), tikus Sewer (penjahit) dan tikus House (rumah). Apapun nama yang diberikan, tikus ini adalah Rattus norvegicus yang dikenal sebagai tikus Brown (cokelat).

Rattus rattus


        Seperti Rattus norvegicus, tikus ini juga mempunyai banyak nama. Tikus Ship (kapal), Roof (atap) dan Black (hitam) umumnya digunakan untuk tikus ini, akan tetapi tikus ini bukan berarti selalu berada di kapal, atap dan berwarna hitam. Tikus ini memiliki banyak subspecies, tergantung tempat dimana subspeciesnya ditemukan, sebagai contoh : R. r. alexandricus (ditemukan di Alexandrine), R. r. mindanensis (ditemukan di sawah), R. r. frugivorus (tikus buah), R. r. diardii (ditemukan di lingkungan rumah atau bangunan lainnya), R. r. jalorensis, R. r. argentiventer (tikus sawah) dan lain-lain. Namun, apapun nama dan kelompoknya, tikus ini lebih tepat dinamakan sebagai tikus Black (hitam).

Mus musculus


        Di beberapa negara, Mus musculus dikenal sebagai tikus rumah, walaupun beberapa otoritas keilmuan menganggap tikus ini merupakan kelompok dari species atau subspecies tikus tertentu. Jika memang benar demikian, kenapa tidak ada satu kesepakatan yang sama tentang species atau subspecies tikus ini.

Bandicota indica (Bandicoot besar)


       Tikus asli dari Bangladesh; Cambodia; China; Hong Kong; India; Lao People's Democratic Republic; Malaysia; Myanmar; Nepal; Sri Lanka; Thailand dan Vietnam ini juga sering disebut dengan tikus wirok. Tikus ini umumnya seringan ditemukan di lapangan terbuka, desa dan kota. Secara alami juga ditemukan di area rawa-rawa dan di sawah dataran rendah.

Bandicota bengalensis (Bandicoot kecil)


        Tikus asli dari India; Malaysia; Myanmar; Nepal; Pakistan; Sri Lanka; Thailand ini juga sebahagian besar ditemukan di lahan pertanian seperti sawah padi dan di perkotaan. Habitat alaminya berada di area rawa-rawa, hutan bakau, tropis dan subtropis.


Rattus tiomanicus


       Rattus tiomanicus dikenal sebagai tikus pohon atau tikus Malaysia. Tikus ini hidup di daerah hutan pesisir, hutan bakau, atau padang rumput. Habitat tikus ini pada umumnya berada pada berbagai tanaman perkebunan dan kehutanan, tetapi sering juga ditemukan di lahan persawahan, taman, semak belukar, padang rumput, lapangan terbuka dan pekarangan rumah, serta membuat sarang di pelepah daun, celah-celah pohon, tumpukan kayu dan dedaunan kering di tanah. 

Rattus exulans


       Tikus ini dikenal dengan sebutan tikus ladang atau tikus Polynesian, dapat hidup dalam berbagai habitat termasuk padang rumput, semak belukar dan hutan, tempat yang dibuat oleh manusia (rumah, pasar, lumbung, serta lahan budidaya pertanian), asalkan memiliki persediaan makanan yang cukup dan tempat tinggal yang sesuai. Tikus ladang juga mampu memanjat pohon untuk mencari makanan dan biasanya bertahan hidup pada permukaan tanah di bawah 1.000 mdpl.
 



Untuk konsultasi, silahkan hubungi Contact person di bawah :
Khomeini Abdillah
HP. 0853 7370 4510
khomeiniabdillah0703@gmail.com

Rabu, 19 November 2014

Kenapa Tikus Menjadi Hama ..?


       Hampir lebih dari 5000 species mamalia yang ada di bumi ini, sekitar lebih dari 40% nya adalah hewan pengerat. Mulai dari tikus Pygmy (pengerat yang paling kecil) hingga Capybara (pengerat yang paling besar).

Tikus Pygmy 


Capybara

Lantas, kenapa tikus dianggap sebagai hama ?
Ada 3 (tiga) alasan untuk menetapkan tikus sebagai hama, diantaranya yaitu :
1.  Menyebabkan kerugian ekonomi akibat kerusakan dan kehilangan hasil produksi makanan dan material;
2.  Menyebarkan penyakit;
3.  Tidak disukai (dibenci) oleh kebanyakan manusia.
       Dua alasan pertama tersebut di atas saja sebenarnya sudah cukup, akan tetapi terjadinya perubahan atau gangguan sikap dan mental kebanyakan manusia terhadap tikus maka ditetapkanlah 3 (tiga) alasan tersebut di atas.
       Pada sektor budidaya tanaman, Pemerintah Republik Indonesia dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman mengumumkan bahwa apabila setelah dilakukan pemantauan dan pengamatan ternyata tikus telah   merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tanaman dan mengakibatkan kerugian, maka tikus dikategorikan sebagai organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
        Selain sebagai hama dan OPT, tikus merupakan pembawa dan penyebar penyakit terutama plague kepada manusia, sehingga perlu tindakan eliminasi segera terhadap kehadiran dan keberadaan tikus. Akan tetapi sayangnya, manusia itu sendirilah yang telah menyebabkan kehadiran tikus. Dengan membiarkan lingkungan, bangunan, gudang dan tumpukan sampah yang kotor dan tidak standar, serta mebiarkan gulma, rumput atau semak belukar dan konservasi lahan yang tidak tepat, maka kehadiran dan keberadaan tikus akan sulit untuk dikurangi.




Untuk konsultasi, silahkan hubungi contact person di bawah :
Khomeini Abdillah
HP. 0853 7370 4510
khomeiniabdillah0703@gmail.com